"derita rakyat palestina"
Al-hamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah yang telah memberikan
kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali dengan bulan yang mulia,
bulan penuh berkah dan rahmat, bulan Ramadhan, Ramadhan 1429 H.
Malam hari melakukan qiyam ramadhan, siang hari berpuasa, menahan
lapar dan haus, sehingga bibir kering, tenggorokan dahaga, badan terasa
letih, lelah dan lemah.
Masjid lebih sering dikunjungi dibandingkan bulan-bulan lainnya, al-qur’an menjadi bacaan wajib setiap hari.
Tetapi…
Pernahkah kita mendengar dan memperhatikan kondisi kaum muslimin,
umat nabi Muhammad saw di negeri para nabi, negeri Palestina, khususnya
di Gaza pada bulan Ramadhan tahun ini?
Mungkin karena kesibukan, masalah Palestina menjadi sesuatu yang
terlewatkan dalam memori kita, sehingga penderitaan rakyat Palestina
menjadi penderitaan yang terus menghimpit kehidupannya, mereka menjadi
merana dan sengsara di tengah kebahagian saudaranya di negeri lainnya.
Saat ini, ada dua penderitaan yang sedang dihadapi rakyat Palestina akibat penjajahan yang dilakukan Zionis Israel.
Pertama, penderitaan karena sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok,
makanan yang akan dikonsumsi, susu untuk bayi, serta sulitnya
mendapatkan obat-obatan.
Sulitnya mendapatkan makanan, obat-obatan dan susu untuk bayi diakibatkan blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel sudah
berlangsung 2 tahun hingga saat ini.
Sungguh ini merupakan kejahatan kemanusiaan di abad modern yang
dipertontonkan secara vulgar kepada masyarakat dunia, khususnya umat
Islam.
Apabila blokade yang diberlakukan Zionis Israel terhadap wilayah Gaza
terus diterapkan dan masyarakat dunia, khususnya umat Islam diam seribu
bahasa, memeluk dengkul, bertopang dagu, tidak ada upaya untuk menolak
blokade tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi
kemanusiaan bagi 1, 5 juta penduduk Gaza.
Kedua, penderitaan karena tidak dapat mengekspresikan nilai-nilai keimanan dalam bentuk beribadah kepada Allah.
Seperti tahun-tahun yang lalu, kaum muslimin di Tepi Barat, khususnya
di kota suci Al-Quds, yang berusia di bawah 45 tahun tidak
diperkenankan Zionis Israel untuk beribadah di masjid al-Aqsha.
Setiap jama’ah yang akan masuk masjid al-Aqsha ditatap dengan tatapan
yang sinis dan penuh curiga, digeladah, ditanya identitasnya, jika
terbukti usianya di bawah 45 tahun, maka akan diusir, tidak boleh
memasuki masjid yang merupakan kiblat umat Islam pertama.
Sehingga, tidak sedikit para pemuda yang ingin mendulang pahala di
bulan Ramdhan, rindu terhadap masjid al-Aqsha dan ingin i’tikaf di
dalamnya, hanya dapat melihat keindahan dan kemuliaan al-Aqsha dari
jauh, dan pelaksanaan shalat hanya dapat dilakukan di luar kompleks
masjid al-Aqsha.
Perbuatan zalim Zionis Israel yang melarang kaum muslimin berkunjung
ke masjid al-Aqsha, shalat dan i’tikaf di dalamnya, jelas merupakan
kezaliman dan harus segera dihentikan!
Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim.
(yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan
menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang
yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS: Huud/11: 18-19).
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka
selalu berbuat kerusakan.(QS: An-Nahl/ 16:88).
Perbuatan melarang seseorang atau sekelompok orang untuk beribadah
menurut keyakinan agamanya di tempat ibadahnya adalah perbuatan yang
jelas-jelas melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi kenapa
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diam?, mereka yang selalu berkoar-koar
sebagai pendekar HAM juga diam? Inilah standar ganda yang mereka
mainkan!
Rakyat di Jalur Gaza yang akan melaksanakan umroh di bulan Ramadhan
tahun ini juga dipersulit, sebanyak 2.200 orang telah mengajukan
permohonan umrah Ramadhan ke tanah suci Mekah dan ingin i’tikaf
di masjid al-Haram. Namun hanya 600 orang yang berangkat dengan bekal
pasport, visa dan tiket kendaraan. Selebihnya masih berjuang agar
tercapai cita-citanya beribadah di Baitullah.
Kenapa umat Islam tidak berupaya membantu, menolong saudaranya yang
sedang susah dan sengsara di Palestina khususnya di Gaza? Bukankah
mereka umat nabi Muhammad saw?
Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah, bulan pembinaan, pada bulan ini
kita dilatih untuk peduli terhadap mereka yang sedang kesusahan, dan
kita disuruh untuk meringankan bebannya. Semoga amal ibadah kita pada
Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan tahun yang lalu.
Serdadu Zionis Israel tiada henti melakukan aksi bersenjata terhadap
rakyat Palestian. Meskipun sudah sepakat melakukan gencatan senjata.
Nyatanya Israel terus melakukan operasi militer di wilayah Palestina.
Seperti di Gaza dan Tepi Barat. Di tengah bulan ramadhan ini pun
tentara penjajah Zionis Israel melakukan operasi militer. Sehingga
mengakibatkan jatuhnya korban rakyat sipil. Langkah ini menunjukkan
betapa biadabnya penjajah, yang terus membuat langkah-langkah yang amat
berbahaya bagi keamanan rakyat Palestina.
Kini, Israel akan dipimpin seorang perempuan yang mantan anggota
badan intelejen Israel Mossad, Tzipi Livni. Livni terpilih menjadi ketua
Partai Kadima, yang didirikan oleh Ariel Sharon, yang sudah tiga tahun
ini mengalami koma.
Bagaimana kebijakan Livni terhadap rakyat Palestina? Israel tak
pernah memberikan kesempatan bagi rakyat Palestina merdeka. Karena
mereka ingin tetap menjajah secara permanen. Berbagai langkah-langkah
negosiasi yang dilakukan sejak dulu sampai hari tak menghasilkan
apa-apa. Sudah berapa ratus kali perundingan. Tak satupun hasil yang
memberikan arah bagi kemerdekaan bangsa Palestina. Semuanya hanyalah
bersifat ‘diplomasi’ kosong, yang tak memberikan apa-apa bagi masa depan
rakyat Palestina.
Kini, posisi rakyat Palestina tidak lagi seperti dulu. Mereka sudah
lebih kuat. Mereka memiliki leverage (daya tawar), yang cukup kuat dalam
menghadapi Israel. Mereka bisa membuat senjata sendiri. Mereka memiliki
pasukan yang terlatih. Mereka memiliki pemerintahan di Gaza yang
efektif. Tak tergantung dengan bantuan asing. Ismail Haniyah berhasil
mengatasi situasi yang sangat rumit dan komplek. Sehingga, Israel tidak
berani melakukan manuver yang membahayakan bagi masa depan rakyat
Palestina. Impian tentang ‘Israel Raya’ sudah tamat. Tak ada lagi ambisi
yang dapat memuaskan Israel, yang akan membawa negeri Zionis itu
menjadi kekuatan di Timur Tengah. Hal itu seperti dikemukakan Perdana
Menteri Olmert. “Impian Israel Raya itu sudah tidak ada lagi”, ujar
Olmert. Inilah realitas baru di Timur Tengah. Khususnya di Palestina.
Jangan lupakan saudara kita di Palestina walaupun hanya dengan seuntai do’a!
Ferry Nur, Sekjen KISPA
Email: ferryn2006@yahoo.co.id
Website: www.kispa.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar